Wednesday, April 30, 2008

Keluh Kesah Penambang Minyak Tradisional

Radar Bojonegoro: Jumat, 18 Apr 2008
TONNY ADE IRAWAN-Bojonegoro

Minta Dilegalkan Bagaimanapun Caranya
Terus diburu dan dianggap Ilegal tak membuat jera para penambang tradisional. Bahkan penambangan tradisional kini mereka minta dilegalkan dengan cara apapun karena banyak nasib tergantung pada pekerjaan tersebut.
*****

Matahari tepat diatas kepala dan sinarnya terasa membakar kulit. Sementara suara mesin yang menderu kadang besar dan kadang kecil bersahut-sahutan menambah suasana semakin tidak nyaman. Ditepi sebuah jalan menurun lalu lalang motor dengan membawa jeriken seperti tak pernah berhenti. Sementara puluhan orang yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil berada di tebing-tebing bukit asik dengan kesibukan masing-masing. Itulah sekilas gambaran salah satu tempat penambangan sumur minyak tradisional oleh rakyat di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan

"Dari mana Pak," kata salah seorang dengan mata tajam dan penuh kecurigaan saat Radar Bojonegoro menghampiri salah satu kelompok. Menurut pria yang bertelanjang dada tersebut mereka tidak butuh wartawan yang hanya mengecap pekerjaan mereka ilegal. Jika demikian mereka meminta Radar Bojonegoro dan rombongan pergi saja.

Belum sempat menjawab tiba-tiba muncul seseorang yang lebih tua. Pria itu kemudian tersenyum dan mempersilahkan wartawan memotret. "Oh yang dari Radar Bojonegoro dulu, gak papa ini dulu dia pernah kesini dan memberitakan kita bagus," kata pria tersebut sambil dan meminta rekannya tersebut minggir.

Setelah dianggap cukup mengambil gambar wartawan kemudian menghampiri seorang laki-laki yang berdiri menunggu antrian dengan dua jeriken dipegangnya. Pria itu bernama Kundhori dan mengaku dari Kecamatan Padangan.

"Kita ini capek diuber-uber terus," katanya. Menurutnya selain dikejar-kejar terus pangsa pasar minyak olahan terus menyusut. Padahal dia menyatakan meski bukan orang Kedewan namun dia menggantungkan hidupnya menjadi pengantar minyak olahan tersebut.

Tak hanya itu Kundhori kemudian meminta wartawan untuk melihat berapa banyak pekerja yang menggantungkan hidupnya. Ini menurutnya belum termasuk sumur-sumur lainnya. "Karena itu kami minta dilegalkan bagaimanapun caranya," ungkapnya

Sementara Parimin menjelaskan bahwa dia memiliki satu sumur diantara beberapa sumur diperbukitan tersebut menjelaskan ada sekitar 40 sumur dari sekitar dua ratus sumur yang baru ditemukan. "Sebenarnya ada ribuan tapi baru ketemu sekitar itu dan itu berdasarkan peta yang banyak orang sini punya," imbuhnya.

Menurutnya upah yang diberikan Pertamina sangat minim sehingga warga memilih mengolah sendiri minyaknya. Dia juga mengakui bahwa minyak yang dihasilkan kurang sempurna. "dan itu kan tugas pemerintah agar kami bisa membuat minyak sempurna tentunya dengan pembinaan," tuturnya

Karena itu jika apa yang dilakukan warga dengan menambang dan menyuling minyak dianggap ilegal. Maka menurutnya akan banyak penganguran yang terjadi. "Karena itu bagaimanapun caranya pemerintah harus melegalkan kami serta membina kami," ungkapnya.

No comments: